Sabtu, 23 Mei 2009

FACEBOOK MAU DI HARAMKAN???


Fatwa Facebook Haram yang ingin dikeluarkan oleh ulama di Jawa Timur mendapat tantangan keras dari para pengguna Facebook. Menurut mereka para ulama itu, harus memberikan dalil yang tepat sebelum mengeluarkan keputusan haram Facebook.

"Fatwa ini sungguh tidak realistis. Ulama itu harus menunjukkan dalil yang tepat karena Facebook juga memberikan dampak yang positif, kok," sungut Chandra Wirawan salah satu aktivis Facebook, seperti yang dikutip dari Okezone.com , Jumat (21/05)

Ditambahkan juga, situs jejaring sosial seperti Facebook itu justru mempunyai peraturan yang sangat ketat. Salah satu contohnya, jika pengguna Facebook menampilkan foto dari dada ke atas, maka pengelola akan segera menutupnya. Jadi bisa dibilang, Facebook sudah mempunyai filter sendiri.

Selain itu, menurut pria berusia 28 tahun tersebut, kalau ulama itu mau menghadang jejaring sosial, sebaiknya jangan hanya Facebook saja. Masih banyak situs jejaring sosial lain seperti, Friendster, ataupun Myspace. Dan bila memang seperti itu, sama saja ulama melarang penggunaan internet masuk ke Indonesia.

"Kegiatan di dunia maya memang membutuhkan interaksi antara laki-laki dan perempuan. Dan itu tergantung dari masing-masing pribadi dalam mengontrolnya. Malah bisa dibilang, yang mengawasi kegiatan dunia maya itu, hanya dirinya dan malaikat," tegasnya.

Beberapa pengguna lain yang intens mengelola Facebook pun memiliki pendapat mereka masing-masing, namun pada intinya semua memberikan satu suara yang bulat, yaitu menyayangkan sikap MUI jika Facebook akan difatwakan haram.

"Gak setuju kalau main Facebook sampai dibilang haram. Masalahnya selama ini yang saya lihat lebih banyak kebaikannya dibanding keburukannya," ujar Cempaka ketika ditanya pendapatnya oleh Okezone. Mahasiswi 21 tahun ini pun menambahkan, Facebook sangat membantunya dalam keep in touch dan menemukan kembali teman-teman lama.

Hal senada diungkapkan pengguna Facebook lainnya, Adinda, 23 tahun, seorang jurnalis salah satu media online mengatakan keberatannya soal fatwa haram Facebook.

"Sangat tidak penting memberlakukan fatwa haram untuk Facebook, gak relevan aja. Lagipula saya belum pernah menemukan fakta dan data yang mengungkapkan dampak Facebook disalahgunakan untuk kegiatan seks terselubung. Dampak buruk yang sering saya dengar selama ini, paling hanya membuat pengaksesnya lupa diri dan saya rasa itu masih wajar. Bergantung sama pribadi masing-masing lah," ujarnya.

Adinda pun menambahkan, jika iya Facebook akan difatwakan haram, seharusnya hal ini pun berlaku bagi situs jejaring sosial lainnya.

"Memang saat ini fenomena Facebook tengah booming, tapi jika para pengakses dilarang mengakses Facebook, bagaimana dengan situs jejaring sosial lainnya?. Kalau mau diharamkan kenapa pilih-pilih?. Seandainya Facebook ditutup, mereka masih bisa beralih ke situs jejaring sosial lainnya," katanya.

Cempaka mengatakan bahwa jika benar Facebook akan difatwakan haram, kemungkinan dia akan beralih menggunakan situs jejaring sosial lainnya.

"Kalau memang benar diharamkan, saya masih punya beberapa akun di situs jejaring sosial lain seperti MySpace dan yang lainnya,"

Sementara itu, Apriarto, 27 tahun, mengatakan tidak terlalu masalah baginya andai Facebook diharamkan. Dia berpendapat fenomena ini merupakan sebagian kecil dari dampak booming internet di seluruh dunia.

Namun Apriarto menghubungkannya dengan fenomena serupa yang pernah terjadi sebelumnya, karena hal ini tidak hanya terjadi di Indonesia. Di berbagai belahan negara lain juga sudah banyak keberatan para pemuka agama atas dampak negatif berbagai situs jejaring sosial.

"Kebetulan memang Facebook yang tengah marak saat ini. Tapi jika baru sekarang MUI memberikan perhatian atas dampak buruk booming internet, kemana saja MUI selama ini? hari gini kok baru berkomentar?"

Kamis, 14 Mei 2009

Senin, 11 Mei 2009

Jauh mimpiku...

aku hanya ingin menjalani hidupku,
waktuku yang berharga,
semua yang kusukai tanpa penyesalan.

Tanpa banyak pikiran lagi di otak. Hanya melakukannya. Lebih banyak tersenyum.

Tak lagi tertunduk lesu. Bila kubertannya bisakah aku? Bagian lain diriku menjawab:

“itu semua terserah kamu”

Lalu otakku kembali memproses,
ah jawaban seperti ini sulit.
aku harus mengalahkan diriku sendiri?

aku punya banyak mimpi,
memang tak sejumlah bintang dilangit,
tapi ia setinggi angkasa

mampukah aku?
ah bahkan aku belum mencobanya
ada banyak keraguan yang berkecamuk

Tapi hatiku tak mau manyerah
tak mau aku yang di masa depan hanya menjadi begitu saja

kemalasan, putus asa, ketakutan
itu semua terkubur dalam jiwaku
menenggelamkan semangatku

“akankah hidupku berakhir begini?”

aku tak tahu,
tapi yang pasti aku tak mau semuanya berakhir dengan kekosongan
yang kutahu aku harus mulai melangkahkan kaki-ku

walau tujuannya tak jelas
tapi ku kan berjalan dengan yakin....

Selasa, 28 April 2009

KARMA BUAT KAMU :P

Di kampus aku jujur banyak yang iri sama aku gara gara aku ganteng, lucu, dan pinter. Hehehehe. Saking gitunya, ada sekitar 99.9% penduduk kampus adalah temanku. Jadi 0.1% adalah musuku. Salah satu dari mereka tadi membawa kabar bahagia buatku. Kepalanya bocor kena kaca. YES!!! Pekikku dalam hati ketika mendengar berita itu. Aku langsung aja stirpis di jalan depan kampus nuju burjo depan sambing nyanyai LA LA LA LALA LA LA LA-nya IF U SEEK AMY. Hehehehe. Keren! KABOOOM!! nyaho LO!!
Dalam hatiku:
"Ya, Tuhan! Thanks udah kasi karma ke, TiiiT!" Nama di sensor.
Yeah... Seneng banget sumpah. Dari dulu aku selalu menanti dia kena karma. Biar kapok aja tuh orang.
Aku tebak kalian pasti juga bakal ga suka. Karena ciri cirinya:
- Sok
- Suka Ngejek
- Suka Fitnah
- Sox Pinter
- Nyenepin alias Menjijikan alias Jorok

So, Selmat buat si TiiiiT yang sekarang sedang menerima karma duduk di rumah sakit. Hehehe... Peace Bro!

Kamis, 23 April 2009

Memberi Hidup Sebuah Arti…..

“The meaning of life is to give life meaning.” ~ Ken Hudgins

Kalau diartikan:



“Arti hidup adalah untuk memberi hidup sebuah arti.”

———————————————————————————

Yup…again, kata-kata yang sederhana memiliki arti yang dalam. Ada dua kata kunci dari slogan di atas; kata life dan meaning.

Sungguh, saya sering tergoda untuk menyimpulkan kalau manusia itu hidup untuk mencari sebuah arti hidup- a meaning of life, bak kita akan tahu kalau apa yang ada di depan mata kita adalah sebuah arti hidup. Hm..sulit untuk dibayangkan bukan?

Slogan di atas memberi perspektif yang berbeda. Kita lah yang wajib, secara aktif, memberi hidup kita arti. Walaupun caranya tentu berbeda bagi setiap orang, kita harus memilih sendiri bagaimana kita akan memberi arti pada hidup kita.
So bagi anda yang sudah memberi arti pada hidup anda! Bagi yang belum, mulailah dari sekarang :)

Selasa, 31 Maret 2009

Ya…. inilah aku!

Aku adalah manusia yang tak sempurna
Dan selamanya tak akan pernah sempurna
Sungguh… terlalu banyak celah diri yang mungkin tak ku pahami
Dan takku mengerti
Terkadang hidupku penuh arti
Tapi terkadang hidupku tak ada arti
Aku adalah aku…
Aku hanyalah aku…
mungkin juga bukan aku
aku mengerti aku …
terkadang juga aku tak mengerti tentangku
Ya…. inilah aku …!!!


Aku bagai lilin kecil yang berpijar dalam kegelapan dan sepi
Meleleh dan terbakar habis lalu mati tertiup angin
Aku bagai burung yang bersayap patah sebelah
Yang hanya mampu bermimpi untuk bisa terbang menggapai mimpi

Ya inilah aku … !!!


Aku adalah kesedihan yang terlarut dalam air penderitaan
Mengalir bersama kekecewaan dalam hari-hari tanpa kejelasan
Aku adalah serakan daun-daun kering yang ter-injak-injak dalam ketidakadilan
Tertiup dan terbawa angin tanpa tujuan yang menyiksa perasaan
Ya … inilah aku …!!!


Seseorang dengan kegilaan dunianya …
Seseorang yang selalu berharap dapat memaknai kepedihan hidupnya …
Seseorang yang selalu berharap dapat memiliki bahagia cinta…

Ya … inilah aku …!!!


Manusia yang selalu bisa menyimpan segala kesedihannya…
Manusia yang hanya bisa menangis dalam hati karena kekecewaannya…
Manusia yang hanya bisa bersabar dan tersenyum dalam penderitaannya …

Ya … inilah aku …!!!


Apa adanya aku…
Dengan kekurangan dan kelebihanku
Berjalan dan terus berjalan dalam kehidupan ini....

Kamis, 26 Maret 2009

Famous Ala google

Tahun depan harus lebih baik, kata mereka. Tuhan menghendaki itu. Kalimat itu adalah kalimat yang bertuah. Berapa juta manusia mengucapkan hal itu? Tak peduli orang saleh atau salah, selalu saja mereka seperti berlomba mengucapkan kata-kata seperti itu saat tahun sudah hampir sampai di ujungnya seperti saat ini. Lalu di mana-mana orang pun tergopoh-gopoh membuat laporan evaluasi, laba-rugi, kemajuan dan kemunduran.

Seberapa baik atau hebat dirimu tahun ini? Setiap orang bisa menjawab dengan cara yang berbeda-beda. Ada yang menjawabnya dengan membeberkan keberhasilannya lewat sederetan angka-angka bonus, gaji, rapor, atau target penjualan yang sukses ia lampaui.

Itu cara introspeksi yang lazim. Parsons the New School for Design di kota New York punya cara tak jamak untuk mengevaluasi murid-muridnya. Hidup di saat Internet ada di setiap denyut kehidupan–Google adalah sarapan pagi, situs komunitas Internet Facebook.com sudah digandrungi bahkan oleh kakek-nenek yang usianya di atas 70 tahun–Parsons mewajibkan muridnya mengukur kehebatan mereka dengan ukuran: seberapa terkenal mereka di Internet. Sekolah desain itu tak peduli seberapa pintar muridnya, berapa banyak blog yang dibuat si murid, berapa banyak video yang diunggah ke Internet, dan berapa banyak jumlah teman di Friendster atau Facebook.

Hari-hari menjelang akhir tahun seperti ini adalah hari-hari yang menggigil bagi Jamie Wilkinson, murid sekolah Parsons. Bukan karena suhu New York sedang anjlok, tapi karena pekan-pekan ini adalah pekan gawat menjelang final penentuan siapa murid di sekolahnya yang paling terkenal di Internet. Caranya bisa dilihat siapa yang nangkring di urutan teratas di mesin pencari Google bila dimasukkan kata kunci tertentu. Semakin banyak blog yang ditulis, semakin banyak teman di Friendster atau Facebook, akan semakin terkenal orang tersebut di Internet. Wilkinson khawatir sekali gagal dalam “tes” ini.

Parsons memilih cara ini untuk mengajarkan betapa pentingnya menjadi terkenal di Internet–sesuatu yang kini amat bernilai tapi tak pernah diajarkan orang tua. “Di dunia seperti sekarang, saat situs Facebook bisa bernilai US$ 16 miliar (sekitar Rp 150,4 triliun), kami ingin mengajak murid belajar dan berinteraksi langsung, bukan sekadar membaca studi kasus,” kata Ted Byfield. “Ini bukan abad ke-16, yang murid hanya belajar dari dosen yang berdiri di ruang kelas. Mereka kini bisa belajar dari mana saja.”

Untuk menjadi terkenal, murid seperti Wilkinson melakukan banyak hal. Ia mengunggah video musik bikinannya. Wow, dia meraih 13 ribu pengunjung. Tiap siang dan malam, tiga komputer di kamar Wilkinson terus menyala. Ia mempromosikan situsnya ke forum diskusi, aneka mailing list, dan jejaring sosial. Begitulah semua jurus dipakai Wilkinson agar ia nangkring di posisi teratas di Google.

Terkenal di Google memang bisa menjadi sumber uang. Beberapa orang Indonesia yang tahu cara terkenal ala Google ini bisa menghasilkan uang hingga Rp 90 juta sebulan dengan membuat situs yang memuat iklan baris Google atau Adsense. Cosa Aranda (www.cosaaranda.com) adalah contoh ini.